Sunday, August 5, 2007

Tahun 1981


Tidak begitu banyak kejadian yang dapat saya ingat di tahun ini.Yang jelas, tidak lama setelah kepergian Ma'Ace, Rumah yang ditempati Ma'Ace pun dibongkar. Lambat laun keberadaan Ma'Ace pun mulai terlupakan sedikit demi sedikit. selanjutnya lokasi bekas rumah Ma'Ace di buat kebun oleh Bapak. Bapak menanam beberapa jenis tanaman, ketela, ubi rambat, labu pepaya dan pisang. Boleh dikatakan, saya sangat menikmati masa kecil saya. Meskipun saat itu saya masih sendiri, belum punya adik. setelah berumur 5 tahun,barulah punya adik laki-laki,Nashruddin namanya.

Seorang kakek yang tinggal bertetangga dengan saya( di belakang rumah), biasa di panggil Ambo Galung. Sering menyapa saya ketika sedang bermain sendirian.
Ambo Galung ini sebenarnya masih ada hubungan kekerabatan dengan kami, namun sudah sangat jauh. Meskipun demikian dia sangat akrab dan sering datang berkunjung ke rumah, terutama bila bapak sedang berada di rumah.Saya masih dapat mengingat ciri khas dari Ambo Galung, jika dia sedang berbincang-bincang dengan orang, selalu diselingi dengan suara mendehem , seakan-akan suaranya menyetujui perkataan lawan bicaranya. Dia memanggil Bapak dengan "Pak Guru". Setiap sore dia selalu ke sawah mencari rumput untuk makanan kuda. Kadang-kadang pula kami bertemu di jalan, saat sore hari mama mengajak saya ke sungai untuk mencuci dan mengambil air, Ambo Galung juga pulang dari sawah sambil menjunjung karung berisi rumput basah di kepalanya sambil tangan kanannya memegang sabit.

Saat itu saya telah berumur lima tahun, dan saya juga sudah memiliki adik laki-laki Nashruddin. Kelahiran adik laki-laki saya ini, sekitar dua bulan sebelum bapak membangun rumah. rumah yang bapak bangun itu adalah hasil pengumpulan bahan bangunan yang dilakukan secara bertahap dan dalam waktu yang cukup lama. Saya sering melihat Bapak menyewa orang-orang untuk mengangkut Balok kayu dan papan dari gunung ke rumah dengan menggunakan kuda. setelah bahan rumah itu terkumpul, barulah pembangunan rumah di Soppeng itu mulai dilakukan.

Rumah yang dibangun Bapak itu,adalah sebuah rumah bugis dari kayu. Bapak membangun rumah itu dibantu oleh LaSila(menantu nya IndoDua). LaSila sekaligus sebagai tukang kayu yang menukangi pembangunan rumah kami di Soppeng itu.Saya melihat semangat gotong royong warga saat itu amat besar, terlihat ketika rumah kami akan didirikan, segenap tetangga berdatangan untuk membantu. Pada saat itu, saya melihat orang beramai-ramai mengangkat rumah kami yang pertama, untuk dipindahkan ke atas bukit, tempat dimana rumah Ma'Ace dulu berada.

No comments: